30 Agustus 2016

Jika Anak

Tentang orang tua yang tidak terima ketika anak balitanya tidak sengaja terkena pukul oleh teman sebayanya. Merasa anaknya sebagai korban, kemudian si orang tua tsb melabrak orang tua anak yang memukul. Padahal, sore harinya si anak-anak ini kembali bermain seperti biasanya. Rukun, ceria, seakan lupa kalau mereka berdua pernah menyalahi satu sama lain. Inilah dunia anak-anak, ajarkan apa arti salah dan benar, menerima dan memberi. Karena cerminan perilaku anak bergantung pada pola asuh, asah dan asih yang orang tua berikan.

Jika anak dibesarkan dengan celaan ia belajar memaki,
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan ia belajar berkelahi,
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan ia selalu menyesali diri,
Jika anak dibesarkan dengan toleransi ia belajar menahan diri,
Jika anak dibesarkan dengan motivasi ia belajar percaya diri,
Jika anak dibesarkan dengan dukungan ia
belajar menghargai,
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan ia belajar keadilan,
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman ia belajar menaruh kepercayaan,
Dan jika anak dibesarkan dalam keluarga yang penuh rasa kasih sayang dan persahabatan ia akan belajar menemukan cinta dalam setiap peristiwa kehidupan...

Share:

27 Agustus 2016

First..!

Alhamdulillah blog baru sudah terealisasi berkat tangan handal seorang M.S.N ( Master of Social Networking ) hahaha, agak maksa ya kepanjangannya. Dan udah kena SP juga akunya kalau blog ini nggak diisi selama berbulan-bulan bakal kena audit, nah lhoo.. we'll see om. ^^ Terakhir nge-blog itu jaman SMA, tutorial blog oleh Pak Guru komputer yang namanya aku lupa dan banyak diajarin juga sama "laki-laki masalalu". Dan ketika mau nge-blog lagi, penyakit amnesia dan penyakit MALESia nya muncul. Jadi balik ke nol lagi lah, lupa caranya nge-blog. Beruntungnya punya teman yang udah bantu lahirnya blog ini. Terimakasih... ^^ 

Kalau lihat slide foto yang ada diblog, ada gambar rumah balon di atas awan, logo Liverpool FC dan gambar gitar. Gambar tersebut merupakan salah tiga dari sekian banyak item yang aku suka. Mulai dari gambar rumah balon diatas awan, bagi kalian penggemar salah satu film produksi pixar animation studios pasti tau rumah kayu dengan ribuan balon yang terpasang di cerobong asap ini. Yuups.. rumah balon ini ada di film "UP", salah satu film animasi favorit ku sampai saat ini *sambil bersenandung pelan ost. UP - married life*. 

Lanjut ke gambar logo Liverpool FC, sedikit cerita tentang aku dan LFC. Kesukaanku akan tim ini bermula saat final Liga Champion 2005 dimana LFC bermain melawan AC Milan di Istambul, Turki dengan kemenangan akhir diperoleh oleh LFC yang sukses mengalahkan AC Milan lewat drama adu pinalti dan mencatatkan LFC sebagai tim yang 5x memenangkan Liga Champion. Sebenernya aku nggak mengikuti jalannya pertandingan dari awal sampai akhir, ikut nonton aja karena kebangun gara2 si masku heboh sendiri liat final itu, dan aku liatnya cuma waktu selebrasinya aja waktu Gerrard siap2 angkat piala. Seakan tersihir sama euforia selebrasi, aku yang saat itu baru kelas 2 SMP mulai suka dengan tim ini. Dari beli poster jumbo Steven Gerrard, beli koran Bola dan Soccer setiap akhir pekan, sampai nggak ketinggalan nonton pertandingan LFC. Sumbangsih teman-temanku pun juga nggak ketinggalan, mereka yang kiranya punya pernak-pernik LFC selalu diberikan ke aku. Entah itu cuma gantungan kunci, mouse pad, poster, bahkan guntingan koran yang membahas tentang LFC. *thx gaess..* YOU'LL NEVER WALK ALONE..!! 

Terakhir ke item selanjutnya yang aku suka, gitar. Aku baru belajar gitar 2012 yang lalu. Bermula dari teman kerja, Iqbal namanya yang di setiap waktu senggang dia selalu menyempatkan diri buat memainkan gitar yang dia tinggal di kerjaan, biar sewaktu-waktu kalau ada temen yang mau main tinggal main aja. Waktu itu aku minta tolong sama Iqbal buat diajarin main gitar, disitu aku nggak sendiri ada mbak Lita yang minta diajarin main gitar juga. Berhubung gitarnya cuma 1, kita berdua gantian. Pertama-tama kita berdua diajarin kunci atau chord yang gampang dulu, kunci dasar kalau orang bilang. Chord dasar pertama yang diajarkan Iqbal sama kita waktu itu adalah chord lagu Virus milik grup band Slank. Lama kelamaan jari-jari udah lumayan luwes lah buat genjreng gitar, sampe mbak Lita aja langsung beli gitar sendiri di Gramedia. Cool..! Hahaa. Berhubung di rumah aku udah ada gitar *gitar punya adikku* ya itu lah yang aku mainkan. Jangan dikira main gitarku udah pro yaa.. aku cuma spesialis chord dasar aja, kalau udah baca chord yang ada tanda "#" nya..udah lah nggak bakal aku terusin, tinggal aja cari chord yang mudah..Hahaha. Kalau di rumah dan pas kebetulan adikku ada kita berdua biasanya jamming bahkan sama Bapak, yang kebetulan bisa main gitar juga. Total di rumah ada tiga gitar, dua punya adikku, satu punya adikku juga sebenarnya yang kemudian dihibahkan ke aku. Buatku main gitar itu menjadi salah satu moodbooster ketika bad mood melanda. Usahlah pedulikan suara yang ngalor ngidul nggak jelas, just play and sing it!! ^_^ I am who I am I like what i like I love what i love And I do what i want
Share:

22 Agustus 2016

Hello World !

A "Hello, world!" program is often used to introduce beginning programmers to a programming language. In general, it is simple enough to be understood easily, especially with the guidance of a teacher or a written guide.
In addition, "Hello world!" can be a useful sanity test to make sure that a language's compilerdevelopment environment, and run-time environmentare correctly installed.[original research?] Configuring a complete programming toolchain from scratch to the point where even trivial programs can be compiled and run can involve substantial amounts of work. For this reason, a simple program is used first when testing a new tool chain.[citation needed]
"Hello, world." was used as their first Tweet in 2016 by the previously secretive GCHQ UK communications interception agency."Hello world!" is also used by computer hackers as a proof of concept that arbitrary code can be executed through an exploit where the system designers did not intend code to be executed—for example, on Sony's PlayStation Portable. This is the first step in using homemade content ("home brew") on such a device.
Share:

Music

Arsip Blog